BUAH PEMAKSAAN



BUAH PEMAKSAAN

Oleh : Akhmad Ali Khasanudin, S.Pd



Budaya diri itu tidak tercipta seketika. Ada proses panjang yang harus dilalui. Seperti pahatan  yang berkelas, ia dalah paduan antara kreasi, ide dan kesabaran dan semangat kerja yang tidak ada habisnya. Mulanya bahkan kebanyakan adalah “ Pemaksaan ” lantas berubah menjadi kebiasaan.
Berikut adalah Beberapa buah hasil dari pemaksaan:
  1. Pemaksaan membuat orang tidak terkejut dengan perubahan.
Hubungan antara pemaksaan diri dengan keterkejutan sangat dekat. Manusia adalah anak kebiasaannya. Jika ia terbiasa bersusah payah, maka ia tidak akan terkejut dengan kesusahan. Sebaliknya, orang yang hanya mengerti hidup yang enak akan sulit membiasakan diri dengan hal-hal yang sulit.
  1. Pemaksaan itu kerap disadari manfaatnya di kemudian hari.
Manfaat yang bisa dirasakan dari pemaksaan suatu kebaikan baru tersadar bahwa manfaatnya begitu besar, ketika ia mendapat balasan dari Allah SWT yaitu pahala yang telah dijanjikan oleh Allah SWT.
  1. Pemaksaan memberi contoh yang baik.
Pemaksaan memang terkesan berkonotasi negatif dan semena-mena. Tetapi dalam konteks kebaikan, manfaatnya bisa dirasakan langsung bagi orang yang memaksakan kebaikan, manfaatnya bisa dirasakan langsung. Bagi orang yang memaksakan kebaikan, biasanya akan menjadi cambuk untuk dirinya sendiri dan ia akan terpacu menjadi tampil lebih baik dan disiplin. Karena ia sadar dirinya akan menjadi contoh dan akan ditiru oleh oranglain.
  1.  Pemaksaan mengurangi kebiasaan buruk.
Jiwa manusia mempunyai potensi baik dan buruk. Selalu tarik- menarik antara jalan untuk fujur atau berbuat dosa, dan jalan untuk taqwa. Jadi kecenderungan pada keburukan harus ditahan atau dipaksa, setidaknya diminimalisir.
  1. Pemaksaan adalah benteng pertahanan terbaik.
Dalam konteks pribadi, pemaksaan adalah benteng pertahanan paling ampuh untuk menahan arus hedonis, pelanggaran norma, dan kebebasan tanpa aturan. Karena tanpa adanya pemaksaan yang lahir dari diri sendiri maupun orang lain, kita akan terseret oleh arus-arus sosial yang kini menggejala dimana-mana.
Menjadi baik harus dipaksa dan diawasi. Perhatikan bagaimana saat ini perilaku korupsi dilakukan tidak hanya oleh pejabat, pengusaha, politisi, dan intelektual, tetapi juga lembaga-lembaga sosial dan keagamaan.

Wallahu a’lam....

Sumber : ihsan lazis



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "BUAH PEMAKSAAN"

Post a Comment