Khutbah Idul Fitri
Kembali Ke Fitrah
ألله اكبر ألله اكبر ألله
اكبر x 3
ألله اكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة وأصيلا
أشهد أن لااله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله اللهم
صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى أله وأصحابه ومن تبعهم باحسان إلى يوم الدين.
أما بعد : فيا ايها الحاضرون والحاضرات اتقوا الله فقد فاز المتقون ز واعلموا أن
يومكم هذا يوم عظيم وعيد كريم قال الله تعالى اعوذ بالله من الشيطان
الرجيم بسم الله الرحمن الرحيم وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ
وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
الله أكبر ألله أكبر ألله أكبر
ولله الحمد
Jama`ah
shalat `Ied yang berbahagia.
Pertama
sekali kami sampaikan ucapan selamat : تفبل
الله منا ومنكم
“Semoga Allah menerima amal ibadah
dari kami dan dari Anda sekalian” dan
من العائدين الفائزين المقبولين
“Semoga
Allah menjadikan kita sekalian orang-orang yang kembali ke fithrah yang
berbahagia dan yang diterima amal ibadahnya.” Amien.
الله أكبر ألله أكبر ألله أكبر
ولله الحمد
Jama`ah shalat `Ied yang berbahagia!
Untuk
kesekian kalinya, pagi ini kita berkesempatan melaksanakana `Iedul Fithri.
`Iedul Fithri akan selalu berulang setiap tahun, karenanya mesti ada hikmah
atau ajaran yang dapat ditangkap dari situ. Ajaran yang segera tertangkap dari
`Iedul Fithri adalah ajaran agar kita kembali ke fithrah sebagai manusia,
kembali ke asal kejadian manusia, siapa dia daan untk apa dia ada.
Yang
pertama, fithrah manusia adalah makhluk yang diciptakan. Bukan karena kehendak
kita, kita manusia ada. Bukan pula karena kehendak ibu bapa. Nyatanya, tidak
sejak awal kita tahu bahwa kita adalah manausia. Tunggu sampai minimal tujuh
tahun kita baru tahu bahwa kita adalah manusia. Nyatanya, banyak anak manusia
yang tidak dikehendaki kehadirannya oleh orang tuanya, begitu lahir segera saja
ia ditinggalkan begitu saja, atau, bahkan, sejak dalam kandungan orang tuaanya
berusaha sebisa- bisa mungkin menghilangkannya.
Sebaliknya,
banyak orang tua yang begitu keras usahanya untuk menghadirkan anak , yang akan
menjadi manusia, namun tak berhasil. Jadi sekali lagi, yang pertama harus
disadari, manusia, ya kita-kita ini manusia, adalah makhluk, yang diciptakan.
الله أكبر ألله أكبر ألله أكبر
ولله الحمد
Jama`ah shalat `Ied yanag
berbahagia.
Ada
yang diiciptakaan mesti ada Yang Menciptakan, ada makhluk mesti ada Al-Khaaliq.
Al-Khaliq menciptakan manusia pasti bukan iseng semata, atau main-main tanpa
hikmah tanpa tujuan. Al-Khaaliq berfirman dalam Al-Mu`minun 116 :
أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ
إِلَيْنَا لا تُرْجَعُونَ
Maka apakah kamu mengira, bahwa Kami
menciptakan kamu untuk main-main saja? Dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan
kepada Kami?” Tentu tidak, bukan? Dan tujuan diciptakannya manausia jelas-jelas
dinyatakan Al-Khaaliq dalam Adz-Dzaariyaat 56 :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإِنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ
“Dan Kami tidak meciptakan jin dan
manusia kecuali agar mereka menghambakan diri ke padaKu.”
Jadi,
setelah kita, manusia, mengakui sebagai makhluk, kita tidak boleh menga baikan
tujuan diciptakannya oleh Al-Khaliq, yaitu mmenghambakan diri kepadaNya.
Manusia yang tidak menghambakan diri kepada Al-Khaliq yang menciptakannya
berarti ia adalah manusia yang tidak tahu atau tidak menyadari
fithrahnya. Karena banyak manausia macam ini, Al-Khaaliq yang Maha Pengasih dan
Maha Penyayang secara berkala dan terus menerus memberikan peringatan agar
manusia tidak kebablasan dalam ketidaktahuannya dan ketidaksadarannya. Dan
peringatan itu adalah `Iedul Fithri.
الله أكبر ألله أكبر ألله
أكبر ولله الحمد
Jama`ah shalat `Ied yanag
berbahagia.
Arti
dasar dari “menghambakan diri” adalah menjadikan diri kita hamba dari Tuan
kepada ssiapa kita menghambakan diri. Tuan yang hakiki bagi manusia adalah
Allah, Al-Khaliq itu. Menghambakaan ddiri kepada Allah tidak hanya sekedar
mengakui kita sebagai hambaNya. Menghambakan diri mestilah bertekad akan selalu
patuh kepadaNya. Dengan kata lain, menghambakan diri kepada Allah adalah selalu
patuh akan perintah dan laranganNya. Orang macam ini sering disebut “muttaqien”
yang bertakwa, dan itulah tujuan kita diperintahkan berpuasa oleh Allah Ta`ala,
sebagaimana yang baru kita selesaikan.
Tujuan
ini, Insya Allah, tidak mustahil dapat dicapai oleh siapa saja asal dalam
berpuasa seseorang berbuka dan bersahur dengan makanan dan minuman yang halal
dan tidak berkata kotor atau berbuat jahat. Daari pada berkata kotor lebih baik
diam dan dari pada berbuat jahat lebih baik tidak berbuat apa-apa.
الله أكبر ألله أكبر ألله أكبر
ولله الحمد
Jama`ah shalat `Ied yang berbahagia.
Tugas
menghambakan diri kepada Al-Khaliq terasa lebih bersifat pribadi. Semen tara
manusia itu adalah makhlul social, makhluk yang punya kecenderungan hidup
bersa- ma sesame manusia, bermasyarakat. Makanya, pasti ada juga tugas sosial
yang diem bankan kepada manusia. Apa itu?
Ketika Allah akan menciptakan
manusia, Allah berfirman :
إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأَرْضِ خَلِيفَةً
“Sesungguhnya
Aku akan menjadikan khalifah di muka bumi.” Khalifah, arti aslinya adalah
pengganti. Jadi manusia dijadikan Allah untuk menjadi “pengganti” Allah di muka
bumi. Dan tugas pokok khalifah adalah menebarkan rahmat dan kasih sayang,
meratakan keadilan dan menciptakan rasa aman bagi sesaama yang ada. Karena itu,
berarti tiap manusia harus berusaha kea rah itu. Dan semua itu, hakikatnya,
pada gilirannya akan bermanfaat untuk dirinya sendiri.
Dalam bahasa Imam Abu Ishaq
Asy-Syirozi, yang didapatkan langsung dari Rasulullah saw lewat mimpinya
dikatakan :
من اراد السلامة فليطلبها فى سلامة غيره
“Barangsiapa
menghendaki keselamatan, maka hendaknya ia cari pada keselamatan orang
lain.” Dengan kata lain, barangsiapa ingin selamat maka hendaknya ia
tidak berbuat yang dapat menyebabkan orang lain merugi atau celaka, tidak
selamat. Dapat diteruskan, barangsiapa ingin tegaknya keadilan, maka janganlah
ia berbuat tidak adil kepada yang lain. Barangsiapa ingin mendapatkan keamanan
maka hendaknya tidak membuat orang lain merasa tidak aman.
الله أكبر ألله أكبر ألله
أكبر ولله الحمد
Jama`ah shalat `Ied yang berbahagia.
Kesimpulannya, `Iedul Fithri
mengajak kita kembali menyadari dan berfungsi sebagai makhluk, sebagai hamba
Allah dan sebagai khalifah Allah di muka bumi. Mari kita coba, kita terapkan
pada diri kita masing-masing. Mari.
بارك الله لى ولكم فى القرأن
العظيم ونفعنى وإياكم بما فيه من الأيات والذكر الحكيم وتقبل منى
ومنكم تلاوته إنه هو السميع
العليم أقول قولى هذا وأستغفر الله العظيم لى ولكم ولسائر المسلمين
والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم .
الخطبة
الثانية
الله أكبر 3 الله أكبر 3 الله
أكبر . الله أكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة وأصيلا .
أشهد أن لاإله إلا الله وأشهد أن
محمدا عبده ورسوله . اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى أله وصحبه أجمعين وسلم
تسليما كثيرا .
أما بعد. فيا أيها الناس اتقوا
الله ولازموا الصلاة على خير خلقه عليه الصلاة والسلام. فقد أمركم الله بذلك
إرشادا وتعليما. فقال إن الله وملائكته يصلون على النبى . يا أيها الذين أمنوا
صلوا عليه وسلموا تسليما. اللهم صل على سيدنا محمد وعلى أله وصحبه
أجمعين . وعلى التابعين ومن تبعهم بإحسان الى يوم الدين. وارحمنا معهم برحمتك يا
أرحم الراحمين.
اللهم اغفر للمؤمنين والمؤمنات
والمسلمين والمسلمات الأحياء منهم والأموات إنك على كل شيئ قدير . اللهم أعز
الإسلام والمسلمين. وأهلك الكفرة والمبتدعة والرافضة والمشركين . ودمر أعداء
الدين . واجعل اللهم ولايتنا فيمن خافك واتقاك. ربنا أتنا فى الدنيا
حسنة وفى الأخرة حسنة وقنا عذاب النار . ربنا اغفر لنا ولإخواننا الذين سبقونا
بلإيمان ولا تجعل فى قلوبنا غلا للذين أمنوا ربنا إنك رؤوف الرحيم والحمد لله رب
العالمين.
0 Response to "KHUTBAH IDUL FITRI "Kembali Ke Fitrah""
Post a Comment