Al Quran
berisikan banyak hal, salah satunya mukjizat yang baru bisa dibuktikan
oleh manusia setelah 1400 tahun kemudian. Mukjizat itu diantaranya
adalah terbelahnya bulan menjadi dua, yang disampaikan Allah Swt dalam
Firman-Nya:
“Sungguh telah dekat hari kiamat, dan bulan pun telah terbelah…”(QS. Al Qamar : 01)
Turunnya ayat ini terkait dengan peristiwa yang dialami Nabi Muhammad saw pada saat penyebaran agama Islam di Mekkah.
Pakar
Geologi Muslim, Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar, menceritakan sebuah kisah
tentang terbelahnya bulan menjadi dua, saat ia menjadi pembicara dalam
diskusi yang mengambil tema mukjizat ilmiah Al Quran yang diselenggarakan di Universitas Cardiff, Inggris, yang dihadiri oleh peserta muslim dan nonmuslim.
Kisah itu adalah sebelum hijrah dari Mekah ke Madinah.
Orang-orang musyrik berkata, “Wahai Muhammad, kalau engkau benar Nabi dan Rasul, coba tunjukkan kepada kami satu kehebatan yang bisa membuktikan kenabian dan kerasulanmu..”
Rasulullah bertanya, “Apa yang kalian inginkan?”
“Coba belah bulan..” jawab mereka
Rasulullah pun berdiri dan terdiam, berdoa kepada Allah agar menolongnya. Lalu Allah memberitahu Muhammad
saw agar mengarahkan telunjuknya ke bulan. Rasulullah pun mengarahkan
telunjuknya ke bulan dan terbelahlah bulan itu dengan
se-benar-benar-nya.
Serta-merta orang-orang musyrik pun berujar, “Muhammad, engkau benar-benar telah menyihir kami!”
Mereka
pun tidak percaya begitu saja dengan apa yang mereka lihat. Menurut
mereka, jika bukan sihir, maka orang-orang yang tidak ada di tempat
tersebut bisa juga melihat bulan terbelah. Karena itu, mereka pun
bergegas menuju keluar batas kota Mekkah, menunggu orang-orang yang baru
pulang dari perjalanan. Ketika datang rombongan pertama yang pulang
dari perjalanan ke Mekkah, orang-orang musyrik pun bertanya,
“Apakah kalian melihat sesuatu yang aneh dengan bulan?”
Mereka
menjawab, “Ya, benar. Pada suatu malam yang lalu kami melihat bulan
terbelah menjadi dua dan saling menjauh masing-masing-nya kemudian
bersatu kembali…”
Maka sebagian
mereka pun beriman, dan sebagian lainnya lagi tetap kafir (ingkar).
Oleh karena itu, Allah menurunkan ayat-Nya: “Sungguh, telah dekat hari
qiamat, dan telah terbelah bulan, dan ketika melihat tanda-tanda
kebesaran Kami, merekapun ingkar lagi berpaling seraya berkata, “Ini
adalah sihir yang terus-menerus”, dan mereka mendustakannya, bahkan
mengikuti hawa nafsu mereka. Dan setiap urusan benar-benar telah tetap…
(sampai akhir surat Al-Qamar).
Kebenaran
terbelahnya bulan menjadi dua pun ternyata dibuktikan secara ilmiah.
Dalam suatu diskusi di televisi Inggris, tiga orang pakar ruang angkasa
Amerika Serikat yang menjadi tamu dalam diskusi tersebut menceritakan,
pihaknya telah mengeluarkan dana sebesar 100 juta dollar untuk
mengadakan penelitian tentang hakikat kandungan bulan dan hasilnya
mereka menyatakan bahwa bulan pernah mengalami pembelahan di suatu hari
dahulu kala, kemudian menyatu kembali.
Ketika
presenter bertanya, bagaimana mereka bisa yakin akan hal tersebut,
mereka menjawab, “Kami mendapati secara pasti dari batu-batuanan yang
terpisah (karena) terpotong di permukaan bulan sampai di dalam (perut)
bulan. Kami meminta para pakar geologi untuk menelitinya, dan mereka
mengatakan, “Hal ini tidak mungkin terjadi kecuali jika memang bulan
pernah terbelah lalu bersatu kembali!”
Bukti lain yang memperkuat fakta bahwa bulan pernah terbelah dua pada masa Nabi Muhammad adalah catatan sejarah India dan China Kuno.
Dalam buku Ma Dalla ‘Alaihi al Qur’an, Sayyid Mahmud Syukri Al Alusi yang mengutip buku Tarikh Al Yamini
menuliskan bahwa dalam sebuah penaklukan yang dilakukan oleh Sultan
Mahmud bin Sabaktakin al Ghaznawi terhadap satu kerajaan yang masih
menganut Paganisme (penyembahan terhadap berhala) di India, ditemukan
lempengan batu di dalam sebuah istana taklukkan tersebut. Pada lempengan
itu terpahat tulisan yang berbunyi, “Istana ini dibangun pada malam
terbelahnya bulan dan peristiwa itu mengandung pelajaran bagi orang yang
mengambil pelajaran.”
Semoga bermanfaat ....
0 Response to "Bukti Kebenaran Al Quran: Bulan Pernah Terbelah Dua"
Post a Comment