Khutbah Idul Fitri
Fithrah Manusia Harmoni Penuh Cinta
اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ
اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ
اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ، وَاللَّهُ
أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ”.
الْحَمْدُ
للهِ غَافِرِ الذُّنُوْبِ، وَكَاشِفِ الْكُرُوْبِ، وَسَاتِرِ الْعُيُوْبِ،
وَقَابِلِ التَّوْبِ، أَحْمَدُهُ وَأَشْكُرُهُ وَأَسْتَغْفِرُهُ،
وَاَشْهَدُ أنْ لَا إلَهَ إلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ عَلَّامُ
الْغُيُوْبِ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّداً صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، وَصَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ، صَلَاةً دَائِمَةً عَدَدَ مَا خَلَقَ اللهُ،
تُنْجِي قَائِلَهَا مِنْ كُلِّ مَرْهُوْبْ، وَتُنِيْلُهُ بِهَا كُلَّ
مَحْبُوْبٍ وَمَرْغُوْبْ، وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا وَتَعْظِيْمًا أَبَدًا
دَائِماً .أما بعد: أوصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَاللهِ وَطَاعَتِهِ
وَتمَسَّكُوْا بِدِيْنِهِ وَشَرِيْعَتِهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قال
الله تعالى في كتابه الكريم: وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ
وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ
الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقْنَا
تَفْضِيلًا
Pagi ini kita ungkapkan syukur kepada Allah atas karunia nikmat yang tidak terhingga, dan syukur kita hari ini menjadi sangat bermakna karena setelah sebulan penuh kita laksanakan puasa Ramadhan, satu dari lima pilar agama Islam. Maka dengan mengumandangkan takbir (Allahu Akbar, hanya Allah Yang Maha Besar), tahlil (laa ilaaha illallah, tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah), tahmid (alhamdulillah, segala puji milik Allah). Kita syukuri semua nikmat itu dan terus berharap agar Allah tambahkan lagi nikmat kepada kita semua, agar dapat hidup berbahagia di dunia dan akhiratShalawat serta salam senantiasa kita sanjungkan untuk Rasulullah saw, beserta keluarga dan para sahabatnya serta pengikutnya hingga akhir zaman.
لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Ma’asyiral Muslimin yang dimuliakan AllahKumandang takbir Idul fitri kali ini semoga semakin menegaskan dan menyegarkan kesadaran kita sebagai manusia makhluk ciptaan Allah. Makhluk yang telah Allah berikan berbagai macam kelebihan, keunggulan, dan kemuliaan sekaligus keterbatasan-keterbatasan. Oleh karena itu untuk memantapkan rasa syukur kita, kita harus mampu memahami makna fitrah kelahiran kita, fitrah kelahiran setiap insan di dunia,
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Kita tidak akan lahir ke dunia ini tanpa adanya mawaddah warahmah atau mahabbah warahmah, cinta dan kasih sayang. Kita lahir karena adanya cinta dan kasih sayang dari ibu dan bapak kita. Kita lahir melalui kasih sayang kedua orang tua kita dan kelahiran kita disambut oleh kasih sayang kerabat, saudara dan handai taulan kita.
Oleh karena itu kita lahir untuk membawa misi rahmatan lilalamin. Kita lahir untuk menyebar kasih sayang kepada seluruh lapisan umat manusia, bahkan sesama makhluk ciptaan Allah Yang Maha Kuasa. Kita mencintai orang tua, mencintai keluarga, mencintai kerabat dan sanak saudara, mencintai tetangga, mencintai seluruh lapisan bangsa, bahkan seluruh lapisan kemanusiaan. Kita lahir dengan membawa mahabbah warahmah.
Hanya karena godaan dan pengaruh syethanlah manusia kehilangan fitrahnya, berubah menjadi makhluk yang kehilangan cinta, menjadi pembenci, pendengki, pendendam kepada sesama manusia. Seperti dalam firman Allah:
إِنَّمَا
يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ
وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ
اللَّهِ وَعَنِ الصَّلَاةِ فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُونَ المائدة : 91
Sesungguhnya
syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di
antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi
kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; Maka berhentilah kamu (dari
mengerjakan pekerjaan itu). (QS. Al Maidah: 91)Ma’asyiral Muslimin yang dimuliakan Allah
Dengan modal kasih sayang dan cinta kepada sesama itulah, kita berharap mendapatkan kasih sayang Allah yang sangat dalam setiap gerak, langkah dan kehidupan kita. Sebagaimana sabda Rasulullah-shallallahu alaihi wasallam:
الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمْ الرَّحْمَنُ ارْحَمُوا مَنْ فِي الْأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاء سنن الترمذي
Mereka
yang menyayangi itu akan disayangi oleh Yang Maha Penyayang. Sayangilah
yang ada di bumi maka yang ada di langit akan menyayangimu. (HR. At
Tirmidzi)Ma’asyiral Muslimin yang dimuliakan Allah
Dengan fitrah dan kelahiran yang penuh cinta itulah kita mendapatkan kehormatan dan kemuliaan, dengan kemuliaan dan kehormatan yang tidak diberikan kepada makhluk selain manusia.
وَلَقَدْ
كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ
وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى كَثِيرٍ
مِمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا
“….dan Sesungguhnya telah Kami
muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan],
Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka
dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami
ciptakan”. (Al-Isra: 70) Allah subhanahu wata’ala pemilik kehormatan hakiki, telah memberikan kemuliaan kepada kita –kaum mukminin- di atas semua makhluk lainnya yang diciptakan-Nya.
وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَلَكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَا يَعْلَمُون [المنافقون : 8]
Padahal
izzah (kehormatan) itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi
orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui. (Qs
Munafiqun 8) Kita lahir dengan kehormatan dan kemuliaan, oleh karena itu setelah kita diberi kehormatan dan kemuliaan oleh Allah, tidak boleh kita menempatkan diri kita dalam posisi yang lemah dan hina, karena kita telah lahir dengan kehormatan dan kemuliaan setelah sebelumnya kita lahir dengan kecintaan dan kasih sayang
Ma’asyiral Muslimin yang dimuliakan Allah
Keberadaan kita di dunia ini adalah untuk membangun kehormatan dan kemuliaan umat, bangsa dan negara serta kemanusiaan secara keseluruhan. Kita dilahirkan ke dunia dengan mengemban amanah dan memikul tanggung jawab. Kita lahir dengan membawa misi ibadah dan tugas kekhilafahan di dunia ini.
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (QS Adz-Dzariyat: 56)
{وَإِذْ
قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً
قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ
وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا
لَا تَعْلَمُونَ} [البقرة : 30]
“Ingatlah ketika Tuhanmu
berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya aku hendak menjadikan
seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
padanya dan menumpahkan darah, padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan
memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Qs. Al-Baqarah: 30) Ma’asyiral Muslimin yang dimuliakan Allah
Kita lahir sudah dengan mengemban amanah dan memikul tanggung jawab yang sebelumnya telah ditawarkan oleh Allah SWT kepada makhluk-makhluk-Nya yang lain:
إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا
وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنْسَانُ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا
جَهُولًا
Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada
langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul
amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah
amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zhalim dan amat
bodoh. (Qs. Al Ahzab 72) Amanah dan tanggung jawab ini yang akan semakin meninggikan derajat kaum mukminin di hadapan Allah, dan pada saat yang sama amanah dan tanggung jawab itu menjadi malapetaka bagi kaum munafik dan orang-orang musyrik.
لِيُعَذِّبَ
اللَّهُ الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْمُشْرِكِينَ
وَالْمُشْرِكَاتِ وَيَتُوبَ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
Sehingga Allah mengazab
orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrikin
laki-laki dan perempuan; dan sehingga Allah menerima taubat orang-orang
mukmin laki-laki dan perempuan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang. (QS. Al Ahzab: 73)Sebagai pengemban amanah dan tanggung jawab di muka bumi maka seluruh gerak, ibadah, tindakan dan ucapan kita akan dituntut pertanggungjawabannya oleh Allah SWT, inna sam’a wal bashoro wal fuadakullun ulaika kana anhu masula:
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
Dan
janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu
akan diminta pertanggungan jawabnya. (QS. Al Isra: 36)Oleh karena itu kita harus menyadari bahwa kita tidak bisa mengkhianati amanah yang kita emban dan tanggung jawab yang kita pikul tersebut:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَخُونُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُوا أَمَانَاتِكُمْ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
“Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul
(Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang
dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. (Qs. Al-Anfal: 27) Ma’asyiral Muslimin yang dimuliakan Allah
Selain fitrah cinta dan amanah sebagai makhluk yang bertugas memakmurkan bumi ini, fitrah kehidupan menegaskan tentang keanekaragaman perbedaan manusia. Ada perbedaan suku bangsa, perbedaan bahasa, perbedaan warna kulit, perbedaan rizki, ada mustahiq ada muzakki, ada yang kuat ada yang lemah, dan masih banyak lagi perbedaan lain yang tak terhitung jumlahnya.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا
خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ
لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ
اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِير [الحجرات : 13]
Hai manusia, Sesungguhnya
Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di
sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya
Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Al Hujurat: 13)
وَمِنْ
آيَاتِهِ خَلْقُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافُ أَلْسِنَتِكُمْ
وَأَلْوَانِكُمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِلْعَالِمِين
Dan di
antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan
berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang
mengetahui. (QS. Ar Rum: 22)Ma’asyiral Muslimin yang dimuliakan Allah
Allah menciptakan berbagai perbedaan itu untuk menjalin sinergi dan kerjasama, tidak untuk saling merendahkan dan menghina. Bukankah indahnya taman itu ketika ada bunga yang beraneka ragam warna. Rasulullah mengingatkan hal ini dalam khutbahnya di Mina pada hari tasyriq:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَلَا إِنَّ
رَبَّكُمْ وَاحِدٌ وَإِنَّ أَبَاكُمْ وَاحِدٌ أَلَا لَا فَضْلَ لِعَرَبِيٍّ
عَلَى أَعْجَمِيٍّ وَلَا لِعَجَمِيٍّ عَلَى عَرَبِيٍّ وَلَا لِأَحْمَرَ
عَلَى أَسْوَدَ وَلَا أَسْوَدَ عَلَى أَحْمَرَ إِلَّا بِالتَّقْوَى مسند
أحمد
Wahai manusia, sesungguhnya Tuhan kalian adalah satu, dan
ayah kalian adalah satu, ketahuilah bahwasanya tidak ada keutamaan
bangsa Arab atas bangsa ‘Ajam (non Arab) demikian juga tidak ada
keutamaan bangsa ajam atas bangsa Arab. Tidak ada keutamaan yang
berkulit merah atas yang berkulit hitam, atau yang hitam atas yang merah
kecuali karena taqwanya. HR. AhmadMa’asyiral Muslimin yang dimuliakan Allah
Merayakan Idul fitri, kembali kepada fitrah manusia, adalah penyegaran kesadaran akan fitrah kemanusiaan, fitrah kelahiran, nilai kemuliaan, peran dan fungsi keberadaan manusia di dunia, mengemban amanah dan mas’uliyah (tanggung jawab) ini, serta kesadaran akan keanekaragaman dan perbedaan manusia untuk menjalin sinergi dalam memakmurkan bumi, menghadirkan kebahagiaan dan kemajuan alam semesta.
Semoga syukur kita dalam perayaan Idul fitri kali ini diterima Allah subhanahu wa ta’ala dan menempatkan kita dalam himpunan min ibadihi-syakuur di antara hamba-hamba-Nya yang bersyukur.
Dan dengan landasan dan semangat syukur ini kita dapat bekerja lebih baik lagi, beramal dengan kualitas ahsanu amala. Sehingga semakin banyak kebaikan yang kita dapatkan, yang dengan demikian kita dapat terus menerus merasakan tambahan nikmat dari Allah sepanjang masa.
Ma’asyiral Muslimin yang dimuliakan Allah
Sebagai penutup khutbah kali ini marilah kita memohon kepada Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, memohon kemaslahatan diri kita, keluarga, umat, bangsa, negara, agar dapat meraih dan mengelola serta mendayagunakan kehormatan dan kemuliaan dunia ini untuk kemuliaan di akhirat nanti.
الحَمْدُ
للهِ رَبِّ العَالمَيِنَ وَلا عُدْوَانَ إلا عَلىَ الظَّالِمِيْنَ
وَالصَّلاةُ وَالسَّلامُ عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ سَيِّدِ المُرْسَلين
وَإمَامِ المُتَّقِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.
اللهم
اغفِرْ لِلْمُسْلِمينَ وَالمْسُلْماتِ والمؤمنينَ والمؤمناتِ وَاَصْلِحْ
ذَاتَ بَيْنِهِمْ وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَاجْعَلْ قُلُوْبَهُمْ
عَلَى قُلُوبِ خِيَارِهِمْ اللهُمَّ اغْفِرْ لاَحْيَائِنَا وَأَمْوَاتِنَا
وَألِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا وَاَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا وَاْجعَلْ
قُلُوبَنَا عَلى قُلوُبِ خِيَارِناَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا
وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي
قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آَمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيم
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ
أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِين
اللهمَّ
انْصُرْ جُيُوسَ المُسْلِمِيْنَ وَعَسَاكِرَ المُوَحِّدِيْنَ وَدَمِّرْ
أَعْدَاءَكَ أَعْدَاءَ الدِّينِ وَأَعْلِ كَلِمَتَكَ إلي يَوْمِ الدِّينِ
اللهُمَّ انْصُرْ دُعَاتَنَا وَعُلَمَائنَاَ المَظْلوُمِيْنَ تَحْتَ
وَطْأَةِ الظالِمِين وَفِتْنَةِ الفَاسِقِينَ وَحِقْدِ الحَاقِدِيْنَ
وَبُغْضِ الحَاسِدِين وَخِيَانَةِ المُنَافِقِيْنَ
رَبَّنَا
إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي لِلْإِيمَانِ أَنْ آَمِنُوا
بِرَبِّكُمْ فَآَمَنَّا رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ
عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الْأَبْرَارِ رَبَّنَا وَآَتِنَا
مَا وَعَدْتَنَا عَلَى رُسُلِكَ وَلَا تُخْزِنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ
إِنَّكَ لَا تُخْلِفُ الْمِيعَادَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا
الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا
لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيم رَبّنا اغْفِرْ لنا
وَلِوَالِدَيّنا وَلِمَنْ دَخَلَ بَيْتِنا مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِينَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ وَلَا تَزِدِ الظَّالِمِينَ إِلَّا تَبَارًا
اللَّهُمَّ
اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا تَحُولُ بِهِ بَيْنَنَا وَبَيْنَ
مَعَاصِيكَ ، وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ، وَمِنَ
الْيَقِينِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مُصِيبَاتِ الدُّنْيَا ،
وَمَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا ، وَأَبْصَارِنَا ، وَقُوَّتِنَا مَا
أَحْيَيْتَنَا ، وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا ، وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا
عَلَى مَنْ ظَلَمَنَا ، وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا ، وَلا تَجْعَلْ
مُصِيبَتَنَا فِي دِينِنَا ، وَلا تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا ،
وَلا مَبْلَغَ عِلْمِنَا ، وَلا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لا يَرْحَمُنَا
رَبَّنَا
هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ
وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا . رَبَّنَا آَتِنَا مِنْ لَدُنْكَ
رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا . رَبَّنَا لَا
تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ
عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا
رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا
وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى
الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
رَبَّنَا لَا تُزِغْ
قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً
إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ (8) رَبَّنَا إِنَّكَ جَامِعُ النَّاسِ
لِيَوْمٍ لَا رَيْبَ فِيهِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُخْلِفُ الْمِيعَادَ
رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً
وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلِّ اللَّهُمَّ عَلي
خَيْرِ خَلْقِكَ وَأَفْضَلِ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ وَعَلي آلِهِ وَصَحْبِهِ
وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ العَالمَينَ
0 Response to "KHUTBAH IDUL FITRI TERBARU "Fithrah Manusia Harmoni Penuh Cinta ""
Post a Comment