HAKIKAT KEHIDUPAN DUNIA



HAKIKAT KEHIDUPAN DUNIA

Oleh : Akhmad Ali Khasanudin, S.Pd




Di dalam Alqur’an Alloh SWT berfirman:

وَاضْرِبْ لَهُمْ مَثَلَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَاءٍ أَنْزَلْنَاهُ مِنَ السَّمَاءِ فَاخْتَلَطَ بِهِ نَبَاتُ الأَرْضِ فَأَصْبَحَ هَشِيمًا تَذْرُوهُ الرِّيَاحُ وَكَانَ اللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ مُقْتَدِرًا (45  
الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ أَمَلا (46
“Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia sebagai air hujan yang Kami turunkan dari langit, Maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. dan adalah Allah, Maha Kuasa atas segala sesuatu. Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan”. (QS. Al Kahfi: 45-46)

Ayat tersebut menjelaskam kepada kita tentang hakikat kehidupan dunia fana. Itulah kehidupan dunia, sesungguhnya ia akan rusak karena bersifat fana. Tidak sedikit orang yang tertipu dengan kehidupan dunia. Mereka mengira akan hidup selamanya, bahkan mereka melupakan tentang hakikat kehidupan didunia yang sebenarnya.
Setidaknya ada 3 hakikat kehidupan didunia yang perlu kita pahami, yaitu:
  1. Menemukan sandaran hidup.
Salah satu hakikat kita hidup didunia  yaitu untuk menemukan sandaran hidup.
Manusia diciptakan oleh Allah SWT bersifat dhoif atau lemah, sehingga ia mempunyai banyak kelemahan dan kekurangan.Maka sudah sewajarnya jika manusia membutuhkan sandaran atau pertolongan.
            Kita sebagai manusia tentunya tidak akan dapat bersandar kepada sesama manusia, yang mana sama- sama memiliki sifat dhoif atau lemah. Karena sifat lemah ini, maka kita tidak akan bisa selalu membantu dan menolong oranglain, karena keterbatasan kemampuan kita. Misalnya ketika seorang anak bersandar kepada orangtua, padahal orangtuanya suatu saat akan mengalami yang namanya kematian. Maka iapun tidak akan dapat menjadi sandaran lagi. Karena hanya kepada Allahlah bersandar segala sesuatu, akan tetapi kehendak Allah tidak bersandar kepada sesuatu apapun.

Allah SWT berfirman:
اللَّهُ الصَّمَدُ (2)  
“Allah adalah Tuhan yang bergantung ( bersandar) kepada-Nya segala sesuatu”. (QS. Al Ikhlas:2)

  1. Proses kembali
Didalam menjalani proses kehidupan dunia, terkadang kita tidak terasa, bahwa kita sudah semakin dekat menuju kematian. Hari demi hari ibarat proses yang terus berjalan, yang akan mengantarkan kita untuk kembali kepada sang pemilik ( Kholiq), yaitu Allah SWT.



الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ


“(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: " Sesungguhnya Kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali". (QS. Al baqarah: 156)


Dawud Ath-Tha’i juga pernah mengatakan: “ Sesungguhnya siang dan malam merupakan jarak perjalanan yang akan dituju manusia, sampai mereka mengakhiri perjalanan mereka, Maka apabila kamu dapat mengambil bekal untuk setiap perjalanan yang akan kamu jalani, laksanakanlah.”

Maka sudah seharusnya, kita yang mengetahui bahwa hakikat hidup didunia adalah proses untuk kembali kepada-Nya, untuk senantiasa mempersiapkan diri kita, untuk menghadap kepada -Nya.

  1. Mengobati luka ( Dosa)
Hakikat kita hidup didunia adalah untuk mengobati luka-luka kita atau menghapus dosa-dosa kita. Dosa yang kita lakukan ibarat luka. Semakin banyak dosa yang kita lakukan, maka begitu banyak pula luka yang terdapat dalam diri kita.
Kita tidak dapat membayangkan, bagaimana jadinya kalau tubuh kita penuh dengan luka. Tentu kita akan merasa jijik dan tidak nyaman. Apalagi kalau yang melihat adalah orang lain, ini akan membuat kita merasa hina dan malu.
Manusia diciptakan oleh Allah SWT dalam keadaan fitrah ( bersih dari dosa). Maka ketika kita kembali kepada-Nya juga seharusnya dalam keadaan bersih.
Dari Abu Dzar al-Ghifari mengatakan bahwa, Rosululloh SAW bersabda:
“Sesungguhnya setiap penyakit itu pasti ada obatnya, dan sesungguhnya obatnya dosa adalah istighfar”.
Oleh karena itu, agar kita bisa kembali kepada-Nya dalam keadaan bersih dari dosa, maka kita harus senantiasa bertaubat dengan sselalu beristighfar dan melakukan amal sholih. Yang mana semua itu akan dapat membersihkan dosa-dosa kita. Sehingga kita akan dapat kembali untuk menghadap kepada Allah SWT dalam keadaan bersih.


Wallahu a’lam ....

Subscribe to receive free email updates:

3 Responses to "HAKIKAT KEHIDUPAN DUNIA"

  1. Tetapi banyak orang yang tertipu oleh keindahan dunia...

    ReplyDelete
  2. Tapi Banyak orang yang tertipu oleh keindahannya...

    ReplyDelete