HIDUP BAHAGIA DENGAN IBADAH DAN DO’A BAGIAN 1



HIDUP BAHAGIA DENGAN IBADAH DAN DO’A  BAGIAN 1

Oleh : Akhmad Ali Khasanudin, S.Pd


Allah SWT berfirman:
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِين
“Hanya kepada Engkaulah kami beribadah dan hanya kepada Engkau pula kami memohon pertolongan” (Al-Fatihah:5)
Adapun kebiasaan baik kelima yang diajarkan oleh Allah dalam surat Al-fatihah adalah membahagiakan hidup dengan ibadah dan doa.

1.    Hidup Bahagia dengan Ibadah
Ayat di atas menegaskan kepada kita, akan pengakuan diri kepada Allah sebagai hamba-Nya untuk selalu beribadah dan berdoa kepada-Nya, tidak ada sarana lain dalam melakukan ibadah dan berdoa kecuali hanya kepada-Nya, dan dilakukan dalam bentuk yang berkesinambungan; kapan pun, dimana pun serta dalam kondisi bagaimanapun.
Ada sebagian orang yang begitu putus asa  dalam menghadapi hidup. Bahkan dia tidak mau lagi mempunyai cita-cita atau tujuan hidup karena tidak tahu untuk apa hidup itu sebenarnya. Ada sebagian lainnya, seseorang yang mendapatkan kenikmatan hidup; karir yang terus naik, keluarga  yang lengkap, prestasi yang gemilang, istri yang cantik, dan bahkan semua hal sudah ada di tangannya. Tetapi kemudian dia merasa bosan, bingung untuk apa selanjutnya hidup ini. Demikianlah perasaan yang menggelayuti hidup seseorang, perasaan hampa dan kosong menghantui hidup setiap orang yang tidak mengerti makna hidup. Rasa resah dan membutuhkan sesuatu, ada yang terasa kurang, tetapi apa?
Hidup yang dijalani selama ini mungkin belum memberikan makna yang berarti pada jiwanya, kadang dia merasa kecewa walaupun banyak yang dia inginkan sudah terwujud. Tidak mengerti apa tujuan hidup sebenarnya, mengapa dia bekerja? Dan untuk siapa dia bekerja? … dan ketika cita-cita dan keinginan semuanya sudah di dapatkan dan merasa sudah tidak ada lagi yang dicari, maka kehampaan itu akan datang dan sungguh sulit untuk memenuhinya.
Ketika manusia ditanya, apa tujuan hidup mereka di dunia ini? Pasti jawabannya sangat beragam; mungkin ada yang menjawab bahwa hidup ini hanya untuk mengumpulkan harta kekayaan sebanyak-banyaknya; ada yang ingin menjadi pejabat; ada yang ingin memiliki anak yang banyak; ada yang ingin mencari kebahagiaan; ada yang ingin mencari kebebasan; ada yang ingin berbagi kasih sayang; ada yang ingin mempertahankan eksistensi; ada yang ingin menikmati kepuasan seks; dan ada yang ingin menyembah Allah dan menjadi hamba Allah yang baik.
Itulah jawaban-jawaban yang mungkin akan kita temukan ketika  ditanya tentang tujuan hidup, dan hal tersebut dapat kita artikan merupakan kegamangan manusia dalam menentukan tujuan hidupnya. Dan karena itulah Allah Yang Maha Rahman dan Rahim tidak membiarkan manusia mencari tujuan hidup sendiri-sendiri, tetapi Dialah yang menentukannya. Tugas manusia adalah berkonsentrasi untuk merealisasikan tujuan yang telah ditetapkan-Nya, bukan hanya menghabiskan waktu untuk mencari tujuan yang tidak jelas, karena waktu yang tersedia sangatlah pendek dan terbatas.
Allah SWT berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan tidaklah Aku ciptakan Jin dan Manusia, kecuali untuk beribadah kepada-Ku” (Adz-Dzariyat:56)
Setiap manusia pasti menginginkan kebahagiaan dan kenikmatan, karena itu kalau kita perhatikan, semua motif perbuatan manusia semuanya berujung pada upaya untuk menggapai kebahagiaan dan kenikmatan. Hanya saja ada yang memburu kenikmatan dan kebahagiaan semu dan sesaat, dan ada yang mengejar kebahagiaan hakiki meskipun tidak mesti diraih secara langsung.
Kebahagiaan Hakiki
Menurut Al-Qur’an jalan satu-satunya untuk menemukan kedamaian, ketenteraman, ketenangan, kebahagiaan dan kepuasan batin adalah ibadah.
Allah SWT berfirman:
الَّذِينَ آَمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram”. (Ar-Ra’d:28)
Dan selain kebahagiaan batin, orang yang beriman dengan berbagai amal shalih juga akan merasakan kenikmatan lahiriah.
Allah SWT berfirman:
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”. (An-Nahl:97)
Macam-macam Ibadah
Menurut Ibnu Taimiyah disebutkan bahwa macam - macam ibadah dikategorikan menjadi beberapa hal:
  1. Ibadah yang terkait dengan kewajiban melaksanakan syiar-syiar Islam; seperti shalat, puasa, zakat dan haji.
  2. Ibadah yang terkait dengan amalan-amalan sunnah dan sukarela; seperti dzikir, tilawah Al-Qur’an, doa, istighfar, tasbih, tahlil, takbir dan tahmid.
  3. Ibadah yang terkait dengan muamalah yang baik dengan sesama manusia; seperti berbuat baik dengan orang tua, menyambung tali silaturahim, berbuat baik terhadap anak yatim, orang miskin dan menyayangi binatang.
  4.  Ibadah yang terkait dengan kebaikan universal terhadap manusia; seperti berkata jujur, menunaikan amanah, komitmen dengan janji, membangun peradaban, memakmurkan bumi dan akhlaq-akhlaq mulia lainnya.

Keajaiban ibadah
Diturunkannya syariat pada hakikatnya bertujuan untuk mendatangkan manfaat bagi kehidupan manusia di dunia maupun di akhirat. Di antara manfaat terbesar ibadah adalah memenuhi kebutuhan jiwa yang rindu akan kedamaian dan ketenangan. Bahkan tidak hanya itu, banyak penemuan ilmiah yang mengemukakan dampak positif ibadah tertentu untuk fisik dan psikis manusia. Jika dalam kehidupan sehari-hari semua pekerjaan positif diniatkan untuk ibadah maka akan mendongkrak produktivitas yang sangat luar biasa, karena dia berusaha untuk melakukan yang terbaik tanpa harus diawasi.
Dengan bekerja orang dapat memenuhi kebutuhan diri dan keluarga, dan dapat memberikan  kontribusi buat masyarakat yang membutuhkan, dan dapat menopang kebutuhan spiritualnya. Tanpa bekerja maka shalat, puasa, haji dan zakat serta ibadah lainnya sulit untuk ditunaikan.
Bekerja karena motif ibadah akan membangkitkan energi tambahan. Kita bekerja tidak karena diawasi oleh atasan tetapi terpacu untuk mendapatkan pahala dari bekerja itu sendiri dan terdorong untuk memenuhi perintah Allah yang lain yang tidak bisa dilaksanakan kecuali dengan bekerja.
Untuk menyebutkan keajaiban ibadah memang banyak sekali, karena itu untuk dapat kita lihat bagaimana bentuk dari keajaiban itu sendiri maka akan kita coba melihatnya dari salah satunya saja yaitu ibadah shalat; bahwa ibadah shalat adalah ibadah paling utama, shalat adalah potret penghambaan sejati, sebagaimana shalat juga merupakan sarana untuk menghilangkan kepenatan jiwa dari masalah dunia, shalat dapat membantu memelihara kesehatan tubuh. Dan secara khusus juga akan kita dapatkan keajaiban ibadah shalat subuh; sebagai sarana membersihkan jiwa kita dari sifat munafik, menjadi terapi akal dan sarana terapi finansial. BERSAMBUNG ...

Wallahu a’lam ....

HIDUP BAHAGIA DENGAN IBADAH DAN DO’A  BAGIAN 2
Silahkan klik disini Next

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "HIDUP BAHAGIA DENGAN IBADAH DAN DO’A BAGIAN 1"

Post a Comment