IKHLAS DAN TAKUT KEPADA ALLAH SWT


IKHLAS DAN TAKUT KEPADA ALLAH SWT

Oleh : Akhmad Ali Khasanudin, S.Pd

Ikhlas artinya memurnikan tujuan hanya kepada Allah SWT dari hal – hal yang mengotorinya.
Maksudnya, menjadikan Allah SWT sebagai satu – satunya tujuan dalam segala bentuk amal ketaatan. Dan ikhlas adalah salah satu syarat diterimanya amal sholih yang dilaksanakan seseorang sesuai dengan sunah Rosululloh SAW.
Allah SWT berfirman:
98:5

 
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus”. (QS. Al Bayyinah: 5)

Rosululloh SAW bersabda:

“Sesungguhnya Allah SWT tidak menerima suatu amal, kecuali jika dikerjakan murni karena-Nya dan mengharap Wajah-Nya.” ( HR. Abu Dawud dan An- Nasa’i )

Sedangkan takut adalah ungkapan derita hati dan kekhawatirannya terhadap apa yang akan dihadapi.Orang yang takut kepada Allah SWT, bukanlah orang yang hanya sekedar menangis dan bercucuran air matanya, akan tetapi ia adalah orang yang senantiasa meninggalkan perbuatan – perbuatan yang mana ia khawatirkan hukuman atau siksanya. Misalnya ketika seseorang berbuat dosa atau lalai melaksanakan perintah Allah SWT, kemudian orang tersebut takut karena mengingat siksa dan murka-Nya.
Orang yang beramal dan takut kepada Allah SWT, itu bisa kita perumpamakan seperti orang yang sedang sakit, yang menahan diri atau khawatir jika sakitnya berkepanjangan atau tidak sembuh.
Ada kaitan yang sangat erat antara ikhlas dan takut. Terkadang ada seseorang yang merasa bahwa dirinya sudah melakukan amal sholih dengan ikhlas karena Allah SWT, tetapi didalam hati ia masih ada harapan untuk mendapatkan balasan atau simpati dari orang lain.
Ini menunjukkan bahwa amal yang dilakukan oleh orang tersebut berarti belum ikhlas.
Berikut adalah beberapa keterkaitan antara ikhlas dan takut kepada Allah SWT :
  1. Keikhlasan untuk menghadiri majelis ilmu.
Menuntut ilmu tidak hanya diwajibkan, tapi diberi keutamaan yang amat besar dan banyak.
Nabi SAW bersabda: “Menuntut ilmu itu fardhu atas setiap muslim” (HR. Abu Na’im).
Untuk beristiqomah dalam menuntut ilmu, tidaklah mudah. Apalagi bagi orang yang memiliki banyak kesibukan atau pekerjaan. Banyak sekali alasan yang mengikutinya.Entah itu alasan capek, tidak ada waktu, dan lain sebagainya.Tapi bagi orang yang takut kepada Allah SWT, akan berusaha menyempatkan waktu untuk menuntut ilmu. Karena ia yakin itu adalah sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan.Bagaimana mungkin kita akan mengamalkan syariat Islam, bila memahami saja tidak, akibatnya banyak orang yang hanya ikut-ikutan (taklid) dalam beramal, padahal ini  merupakan sesuatu yang tidak dibenarkan.
Allah SWT berfirman:
17:36
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya”.(QS. Al Israa:36)

  1.  Keikhlasan untuk datang ke masjid untuk sholat berjamah.
Melaksanakan sholat berjamah sangat dianjurkan, dan lebih utama dari sholat sendirian. Bahkan karena begitu utamanya sholat berjamaah, Nabi yang mulia tidak memberikan keringanan kepada ‘Abdullah Ibnu Ummi Maktum untuk meninggalkan shalat berjama’ah dan melaksanakannya di rumah, padahal Ibnu Ummi Maktum adalah orang yang buta dan umurnya sudah tua renta.

Al-Imam Muslim telah meriwayatkan dari Abu Hurairah ia berkata: Seorang laki-laki buta mendatangi Nabi lalu berkata: “Ya Rasulullah, sesungguhnya saya tidak mempunyai seorang penuntun yang mengantarkanku ke masjid”. Lalu ia meminta Rasulullah untuk memberi keringanan baginya untuk shalat di rumahnya maka Rasulullah memberikannya keringanan. Ketika Ibnu Ummi Maktum hendak kembali, Rasulullah memanggilnya lalu berkata: “Apakah Engkau mendengar panggilan (adzan) untuk shalat?” ia menjawab “benar”, maka Rasulullah bersabda: “Penuhilah panggilan tersebut.”

Namun yang amat disayangkan adalah begitu banyak orang sekarang yang malas untuk melaksanakan sholat berjamaah dimasjid. Dan hanya orang yang takut akan Siksa dari Allah SWT, yang senantiasa beristiqomah melaksanakan sholat berjamaah dimasjid. Ia bukan sholat berjamaah dimasjid karena malu pada tetangga atau hanya menunggu saat moment idul fitri dan idul adha saja.

  1.  Keikhlasan ketika berbuat baik pada orang lain.
Orang yang mengerti kewajiban seorang muslim kepada oranglain, dan paham akan balasan bagi orang yang berbuat baik kepada orang lain. Maka ia akan senantiasa takut jika ia menyakiti atau mengabaikan untuk menolong dan berbuat baik kepada orang lain. Ia berbuat baik bukan karena ingin dibalas oleh orang lain ataupun di puji.
Allah SWT berfirman:
16:90
 
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”. (QS. An-Nahl : 90)


Didalam diri manusia ada yang namanya syahwat atau hawa nafsu. Nafsu inilah faktor yang menghalangi hati untuk sampai kepada Allah SWT. Karena nafsu itu menyeru kepada sikap durhaka kepada Allah SWT dan mendahulukan kehidupan dunia.Ketika seseorang ingin melakukan amal yang ikhlas, berarti ia harus mengalahkan atau menundukkan hawa nafsu terlebih dahulu.
            Manusia itu ada dua kelompok. Pertama, manusia yang dikalahkan, atau dikuasai oleh hawa nafsunya. Kedua, manusia yang berhasil mengekang dan menundukkan hawa nafsunya.
Seseorang yang beramal dan dikalahkan oleh nafsunya berarti ia telah gagal berbuat ikhlas.
Maka, dengan rasa takut atau khauf kepada Allah SWT inilah yang dapat mencegah dari hawa nafsunya dengan melakukan bentuk – bentuk ketaatan.
Allah SWT berfirman:
 
23:57
23:58
23:59
23:60
23:61

Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut akan (azab) Tuhan mereka, Dan orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Tuhan mereka, Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan Tuhan mereka (sesuatu apa pun), Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka, mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya. (QS. Al-Mu’minun:57-61)


           
         
           Orang yang takut kepada Allah SWT, akan selalu berhati – hati dalam melakukan sesuatu, karena ia tahu bahwa Allah SWT mengetahui semua yang dilakukannya dan senantiasa mengawasi gerak - geriknya. Dan orang yang takut kepada Allah SWT, akan senantiasa taat dan tunduk, untuk selalu beramal sholih tanpa memikirkan harapan atau keinginan duniawi. Karena ia hanya memikirkan untuk menjauhi murka dan siksa-Nya, dengan selalu melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi Larangan-Nya.Dengan demikian orang tersebut telah beramal dengan ikhlas.

Wallahu a’lam ....














Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "IKHLAS DAN TAKUT KEPADA ALLAH SWT"

Post a Comment