KHUTBAH IDUL ADHA
MEMBANGUN KEKUATAN UMMAT
MEMBANGUN KEKUATAN UMMAT
الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر
الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر
اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ اِلَيْهِ وَنَعُوْذُ
بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ اَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ
فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ
اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى
ءَالِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ:
فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ
لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ:
يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ
تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Allahu
Akbar 3X Walillahilhamdu.
Jamaah
Shalat Idul Adha Yang Dimuliakan Allah.
Alhamdulillah - Puji
dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan kenikmatan
kepada kita dalam jumlah yang begitu banyak sehingga kita bisa hadir pada pagi
ini dalam pelaksanaan shalat Idul Adha. Kehadiran kita pagi ini bersamaan
dengan kehadiran sekitar tiga sampai empat juta jamaah haji dari seluruh dunia
yang sedang menyelesaikan pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci. Semua ini
karena nikmat terbesar yang diberikan Allah swt kepada kita, yakni nikmat iman
dan Islam.
Shalawat
dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi kita Muhammad saw, beserta
keluarga, sahabat dan para pengikut setia serta para penerus dakwahnya dan
pengikutnya hingga hari kiamat nanti.
Allahu
Akbar 3X Walillahilhamdu.
Kaum
Muslimin Yang Berbahagia.
Idul
Adha yang kita rayakan dari tahun ke tahun selalu memberi makna dan pelajaran
yang amat berharga bagi kita, baik secara pribadi dan keluarga maupun sebagai
umat dan bangsa. Prosesi manasik dalam ibadah haji dan perayaan ‘Idul Adha
tidak terlepas dari penapak tilasan dan mengenang kembali seorang Manusia Agung
yang diutus oleh Allah SWT. sebagai nabi dan rasul, yakni Nabi Ibrahim AS, yang
juga diangkat oleh Allah sebagai Imam/pemimpin untuk menjadi panutan seluruh
alam hingga akhir zaman. Keagungan pribadi nabi Ibrahim beserta keluarga dan
pengikutnya, serta keteguhannya dalam berjuang menegakkan dakwah tauhid dan
pemurnian loyalitas manusia kepada Allah, membuat kita bahkan Nabi Muhammad
harus mampu mengambil keteladanan darinya. Allah SWT. berfirman:
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ
فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ
"Sesungguhnya
telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang
bersama dengan dia ...” (QS 60:4).
Paling
tidak, ada lima kekuatan yang harus kita bangun pada umat kita ini untuk
bisa mengatasi persoalan dan membangun kehidupan yang lebih baik pada masa-masa
mendatang.
Pertama, kekuatan
aqidah, iman atau tauhid kepada Allah swt. Nabi Ibrahim as telah mencontohkan
kepada kita bagaimana aqidah begitu melekat pada jiwanya sehingga ia berlepas
diri dari siapa pun dari kemusyrikan, termasuk orang tuanya yang tidak mau
bertauhid kepada Allah swt sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya:
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ
فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَآءُ
مِنكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا
بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاءُ أَبَدًا حَتَّىٰ تُؤْمِنُوا
بِاللَّهِ وَحْدَهُ إِلَّا قَوْلَ إِبْرَاهِيمَ لِأَبِيهِ لَأَسْتَغْفِرَنَّ لَكَ
وَمَا أَمْلِكُ لَكَ مِنَ اللَّهِ مِن شَيْءٍ ۖ رَّبَّنَا عَلَيْكَ
تَوَكَّلْنَا وَإِلَيْكَ أَنَبْنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ ﴿٤﴾
“Sesungguhnya
Telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang
bersama dengan Dia; ketika mereka Berkata kepada kaum mereka: “Sesungguhnya
kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain
Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan Telah nyata antara kami dan kamu
permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah
saja.” (QS Al Mumtahanah [60]:4).
Salah
satu dampak positif dari aqidah yang kuat akan membuat seorang mukmin memiliki
prinsip yang tegas dalam setiap keadaan, dia tidak lupa diri pada saat senang,
baik senang karena harta, jabatan, popularitas, pengikut yang banyak maupun
kekuatan jasmani dan ia pun tidak putus asa pada saat mengalami penderitaan,
baik karena sakit, bencana alam, kekurangan harta maupun berbagai ancaman yang
tidak menyenangkan, inilah yang membuatnya menjadi manusia yang mengagumkan,
Rasulullah saw bersabda:
عَجَبًا ِلأَمْرِ الْمُؤْمِنِ اِنَّ
اَمْرَهُ كُلَّهُ لَخَيْرٌ وَلَيْسَ ذَالِكَ ِلأَحَدٍ اِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ ِانْ
اَصَبَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَاِنْ اَصَبَتْهُ ضَرَّاءُ
صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
"Menakjubkan
urusan orang beriman, sesungguhnya semua urusannya baik baginya dan tidak ada
yang demikian itu bagi seseorang selain bagi seorang mukmin. Kalau ia
memperoleh kesenangan ia bersyukur dan itu baik baginya. Kalau ia tertimpa
kesusahan, ia sabar dan itu baik baginya." (HR. Ahmad dan Muslim).
Kekuatan
umat Kedua yang harus kita bangun adalah akhlaq yang mulia.
Kondisi akhlaq masyarakat kita sekarang kita akui masih amat memprihatinkan,
bila ini terus berlangsung, cepat atau lambat yang lemah dan hancur bukan hanya
diri dan keluarga, tapi juga umat dan bangsa.
Seorang ulama Mesir yang bernama Syauqi Bey, menyatakan :
إِنَّماَ الأُمَمُ الأَخْلاَقُ ماَ
بَقِيَتْ وَإِنْ هُمُوْ ذَهَبَتْ أَخْلاَقُهُمْ ذَهَبُوْا
"Suatu bangsa akan kekal selama berakhlaq, bila akhlaq telah lenyap, lenyaplah bangsa itu."
"Suatu bangsa akan kekal selama berakhlaq, bila akhlaq telah lenyap, lenyaplah bangsa itu."
Karena
itu melanjutkan misi Nabi Muhammad saw memperbaiki akhlaq menjadi sesuatu yang
amat penting. Profil Nabi Ibrahim dan keluarganya serta dari ibadah haji yang
harus ditunaikan oleh kaum muslimin sekali seumur hidupnya adalah menjauhi
segala bentuk keburukan dan melakukan segala bentuk kebaikan. Kesimpulan ini
kita ambil dari larangan melakukan keburukan bagi jamaah haji, Allah swt
berfirman:
الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَّعْلُومَاتٌ ۚ
فَمَن فَرَضَ فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوقَ وَلَا جِدَالَ فِي
الْحَجِّ ۗ وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ اللَّهُ ۗ
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَىٰ ۚ وَاتَّقُونِ يَا أُولِي
الْأَلْبَابِ ﴿١٩٧﴾
“(Musim
haji) adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya
dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh mengerjakan rafats
(perkataan maupun perbuatan yang bersifat seksual), berbuat fasik dan
berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan
berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Dan berbekallah kamu,
sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa, dan bertaqwalah kepada-Ku hai
orang-orang yang berakal.” (QS Al Baqarah [2]:197)
Akhlaq
mulia tercermin dari jawaban Ismail as yang begitu siap untuk melaksanakan
perintah Allah swt berupa penyembelihan dirinya, namun ia tidak mengklaim
dirinya sebagai orang yang paling baik atau paling sabar, tapi ia merasa
hanyalah bagian dari orang-orang yang sabar karena generasi terdahulu juga
sudah banyak yang sabar, Allah swt menceritakan masalah ini dalam firman-Nya:
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ
يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا
تَرَىٰ ۚ قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِن
شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ ﴿١٠٢﴾
"Maka
tatkala anak itu sampai (pada umur dewasa) berusaha bersama-sama Ibrahim,
Ibrahim berkata: “Hai anakku Sesungguhnya Aku melihat dalam mimpi bahwa Aku
menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!” ia menjawab: “Hai bapakku,
kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku
termasuk orang-orang yang sabar”.(QS Ash Shaffat [37]:102).
Tidakkah
engkau melihat betapa lbrahim memanggil anaknya dengan sebutan “Bunayya;
anakki tersayang?” Tidakkah engkau melihat betapa Ibrahim bertanya kepada
anaknya dengan hati- hati; “Cobalah pertimbangkan! Bagaimanakah pendapatmu
tentang itu?” Tidakkah engkau merasakan betapa Ibrahim menyembunyikan
pergolakan besar yang berkecamuk di relung hatinya? Tapi lihatlah, betapa
agungnya sang anak masih sanggup memanggil ayahnya dengan panggilan sayang; “Wahal
ayahku tersayang!” Tapi alangkah agungnya sang anak ketika ia menjawab
dengan tenang; “Lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu!” Dan betapa
tegarnya sang anak ketika ia mengatakan; “Niscaya kan kau dapati aku,Insya
Allah, sebagai orang-orang yang sabar.”
Allahu
Akbar 3X Walillahilhamdu.
Jamaah
Shalat Idul Adha Yang Dimuliakan Allah.
Ketiga, kekuatan umat yang
harus kita bangun adalah kekuatan ilmu dalam arti umat ini harus menguasai ilmu
pengetahuan, bukan mencari ilmu sekadar untuk mendapat gelar kesarjanaan,
bahkan yang lebih tragis adalah gelar kesarjanaan sudah disandang, tapi tidak
ada ilmu yang dikuasai dan diamalkanya. Oleh karena itu menuntut ilmu tidak
hanya diwajibkan, tapi diberi keutamaan yang amat besar dan banyak. Generasi
Ibrahim adalah generasi yang cinta akan ilmu, karena itu ia mencarinya, di
manapun ilmu itu berada, tanpa ada perasaan puas dalam mendapatkannya, bahkan
ilmu yang didapatnya menyatu ke dalam jiwa, sikap dan tingkah lakunya, Allah
swt berfirman:
وَاذْكُرْ عِبَادَنَا إِبْرَاهِيمَ
وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ أُولِي الْأَيْدِي وَالْأَبْصَارِ ﴿٤٥﴾
"Dan
ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishaq dan Ya’qub yang mempunyai
perbuatan-perbuatan yang agung dan ilmu-ilmu yang Tinggi." (QS Shad [38]:45).
Oleh
karena itu, harus kita sadari bahwa amat sedikit ilmu yang kita kuasai, namun
yang amat disayangkan adalah begitu banyak orang yang malas menuntut ilmu,
apalagi ilmu agama Islam, padahal ajaran Islam harus kita amalkan dan bagaimana
mungkin kita akan mengamalkannya bila memahami saja tidak, akibatnya banyak
orang yang hanya ikut-ikutan (taklid) dalam beramal, padahal ini
merupakan sesuatu yang tidak dibenarkan, Allah swt berfirman:
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ
عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ
عَنْهُ مَسْئُولًا ﴿٣٦﴾
"Dan
janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta
pertanggungan jawabnya." (QS Al Isra [17]:36).
Allahu
Akbar 3X Walillahil Hamdu.
Ma’asyiral
Muslimin Rahimakumullah.
Keempat, kekuatan umat
yang harus kita bangun adalah ukhuwah Islamiyah. Dalam ibadah haji, kaum
muslimin dari seluruh dunia dengan berbagai latar belakang yang berbeda bisa
bertemu, berkumpul dan beribadah di tempat yang sama, bahkan dengan pakaian
yang sama. Ini semua seharusnya sudah cukup untuk memberi pelajaran betapa persaudaraan
antar sesama kaum muslimin memang harus kita bangun. Bila ukhuwah Islamiyah
terwujud dalam kehidupan kita, maka sebagai umat kita punya kekuatan dan
kewibawaan, berbagai persoalan umat bisa dipecahkan, kualitas umat bisa
diperbaiki dan ditingkatkan serta musuh-musuh Islam bisa dihadapi, bahkan
mereka akan takut melihat kekuatan umat yang luar biasa. Tapi karena ukhuwah
umat belum terwujud, maka jadilah umat ini seperti buih di tengah lautan yang
terus mengikuti ke mana beriaknya ombak bukan seperti karang yang memecahkan
ombak. Karena itu peribadatan dalam Islam pada hakikatnya menyadarkan setiap
muslim dan muslimah sebagai bagian dari umat Islam sedunia dan merupakan salah
satu anggota masyarakat Islam sedunia yang tidak boleh berlepas diri dari
persoalan-persoalan dunia Islam. Begitulah yang kita peroleh dari ibadah
shalat, zakat, puasa dan apalagi haji.
Dalam
konteks kehidupan kita sekarang, mungkin saja kita berbeda-beda suku dan
bangsa, organisasi sosial dan politik, bahkan dalam kelompok-kelompok aliran
atau pemahaman keagamaan, tapi semua itu seharusnya tidak membuat kita menjadi
begitu fanatik lalu merasa benar sendiri dan menganggap kelompok lain sebagai
kelompok yang salah. Harus kita ingat bahwa ukhuwah merupakan bukti keimanan
dan bila ini belum kita wujudkan pertanda lemahnya keimanan yang kita miliki,
Allah swt berfirman:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ
فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ
تُرْحَمُونَ ﴿١٠﴾
"Sesungguhnya
orang-orang beriman itu bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah
hubungan) antara kedua saudaramu itu dan bertaqwalah Allah, supaya kamu
mendapat rahmat." (QS Al Hujurat [49]:10).
Kekuatan
umat Kelima yang harus kita bangun adalah kekuatan ekonomi, ini
pelajaran yang bisa kita ambil dari Nabi Ibrahim as beserta keluarganya yang
mau berusaha untuk mencari rizki yang halal, bukan menghalalkan segala cara.
Kesulitan hidup tidak bisa dijadikan alasan untuk menghalalkan segala cara
dalam mencari harta, apalagi kita memang tidak sesulit generasi terdahulu dalam
memperoleh rizki. Keyakinan bahwa Allah punya maksud baik dan rizki di
tangan-Nya membuat manusia seharusnya mau berusaha semaksimal mungkin untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Siti Hajar berusaha mencari rizki yang dalam
rangkaian ibadah haji disebut dengan sa’i. Oleh karena itu Allah swt senang
kepada siapa saja yang berusaha secara halal meskipun harus dengan susah payah,
Rasulullah saw bersabda:
إنَّ للهَ تَعَالىَ يُحِبُّ أَنْ
يَرَى تَعِبًا فىِ طَلَبِ الْحَلاَلِ
"Sesungguhnya
Allah cinta (senang) melihat hambanya lelah dalam mencari yang halal." (HR. Ad
Dailami).
Usaha
yang halal meskipun sedikit yang diperoleh dan berat memperolehnya merupakan
sesuatu yang lebih baik daripada banyak dan mudah mendapatkannya, tapi cara
memperolehnya adalah dengan mengemis yang hanya akan menjatuhkan martabat
pribadi. Bila mengemis saja sudah tidak terhormat apalagi bila mencuri atau
korupsi dan cara-cara yang tidak halal lainnya. Rasulullah saw bersabda:
َلأَنْ يَحْمِلَ الرَّجُلُ حَبْلاً
فَيَحْتَطِبَ بِهِ، ثُمَّ يَجِيْءَ فَيَضَعَهُ فِى السُّوْقِ، فَيَبِيْعَهُ ثُمَّ
يَسْتَغْنِىَبِهِ، فَيُنْفِقُهُ عَلَى نَفْسِهِ خَيْرٌلَهُ مِنْ اَنْ يَسْأَلَ
النَّاسَ، اَعْطَوْهُ اَوْمَنَعُوْهُ.
"Seseorang
yang membawa tambang lalu pergi mencari dan mengumpulkan kayu bakar, lantas
dibawanya ke pasar untuk dijual dan uangnya digunakan untuk mencukupi kebutuhan
dan nafkah dirinya, maka itu lebih baik daripada seorang yang meminta minta
kepada orang-orang yang terkadang diberi dan kadang ditolak." (HR. Bukhari dan
Muslim).
Demikianlah
khutbah iedul adha kita pada pagi ini, semoga memotivasi kita untuk terus
berjuang dengan penuh kesungguhan guna memperbaiki diri, keluarga, umat dan
bangsa.
KHUTBAH KE - 2
الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر
الله أكبر الله أكبر الله أكبر
Di
khutbah yang kedua ini, marilah kita tutup dengan do’a:
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَالأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ.
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَناَ
الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَ الَّتِى فِيْهَا
مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِى فِيْهَا مَعَادُنَا وَاجْعَلِ
الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِى كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا
مِنْ كُلِّ شرٍّ
اَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ
خَشْيَتِكَ مَاتَحُوْلُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعْصِيَتِكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا
تُبَلِّغُنَابِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَاتُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا
مَصَائِبَ الدُّنْيَا. اَللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا
وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْهُ
ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ عَاداَنَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِى دِيْنِنَاوَلاَ
تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ
عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا
اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُمْ حَجًّا
مَبْرُوْرًا وَسَعْيًا مَشْكُوْرً وَذَنْبًا مَغْفُوْرًا وَتِجَارَةً لَنْ
تَبُوْرًا
Ya
Allah, ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat,Dan
ampunilah dosa- dosa kami, dosa kedua orangtua kami, baik yang masih hidup
maupun yang telah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Maha Dekat
dan Maha Mengabulkan do’a.
Ya
Allah, perbaikilah agama kami untuk kami, karena ia merupakan benteng bagi
urusan kami. Perbaiki dunia kami untuk kami yang ia menjadi tempat hidup kami.
Perbaikilah akhirat kami yang menjadi tempat kembali kami. Jadikanlah kehidupan
ini sebagai tambahan bagi kami dalam setiap kebaikan dan jadikan kematian kami
sebagai kebebasan bagi kami dari segala kejahatan.
Ya
Allah, perbaikilah agama kami untuk kami, karena ia merupakan benteng bagi
urusan kami. Perbaiki dunia kami untuk kami yang ia menjadi tempat hidup kami.
Perbaikilah akhirat kami yang menjadi tempat kembali kami. Jadikanlah kehidupan
ini sebagai tambahan bagi kami dalam setiap kebaikan dan jadikan kematian kami
sebagai kebebasan bagi kami dari segala kejahatan.
Ya
Allah, anugerahkan kepada kami rasa takut kepada-Mu yang membatasi antara kami
dengan perbuatan maksiat kepadamu dan berikan ketaatan kepada-Mu yang
mengantarkan kami ke surga-Mu dan anugerahkan pula keyakinan yang akan
menyebabkan ringan bagi kami segala musibah di dunia ini. Ya Allah, anugerahkan
kepada kami kenikmatan melalui pendengaran, penglihatan dan kekuatan selama
kami masih hidup dan jadikanlah ia warisan bagi kami. Dan jangan Engkau jadikan
musibah atas kami dalam urusan agama kami dan janganlah Engkau jadikan dunia ini
cita-cita kami terbesar dan puncak dari ilmu kami dan jangan jadikan berkuasa
atas kami orang-orang yang tidak mengasihi kami.
Ya
Allah, janganlah engkau berikan kepada kami cobaan yang begitu berat, yang mana
kami tidak sanggup untuk menghadapinya,
Ya
Allah, Jauhkanlah kami dari siksa panas dan sakitnya api neraka, bagaimana
mungkin kami akan mampu menahan rasa sakit dan panasnya api neraka-Mu ya Alloh,
yang mana dapat mengelupaskan kulit kami, yang mana dapat melelehkan kepala dan
tubuh kami,Kami tidak akan sanggup ya Allah, sungguh kami tidak akan sanggup ya
Allah,
Ya
Allah, anugerahkanlah kepada kami kehidupan yang baik di dunia,dan juga kehidupan yang baik di akhirat dan
hindarkanlah kami dari azab neraka. Aamin
0 Response to "KHUTBAH IDUL ADHA "MEMBANGUN KEKUATAN UMMAT""
Post a Comment