KHUTBAH IDUL ADHA
BERKORBAN
DEMI TEGAKNYA ISLAM
السلام
عليكم ورحمة الله وبركاته
الله
أكبر 9×
اللهُ
اَكْبَرُ كَبِيْراً وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْراً وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً
وَأَصِيْلاً، لاَإلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ، اللهُ اَكْبَرُ وِللهِ الْحَمْدُ.
اَلْحَمْدُ
ِللهِ الَّذِيْ جَعَلَ الْيَوْمَ عِيْداً لِلْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحَّدَنَا
بِعِيْدِهِ كَأُمَّةٍ وَاحِدَةٍ، مِنْ غَيْرِ الأُمَم، وَنَشْكُرُهُ عَلَى كَمَالِ
إِحْسَانِهِ وَهُوَ ذُو الْجَلاَلِ وَاْلإِكْراَمِ.
أَشْهَدُ
اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ أَنْتَ وَحْدَكَ لاَشَرِيْكَ لَكَ، اللَّهُمَّ مَالِكَ
الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَن تَشَاء وَتَنزِعُ الْمُلْكَ مِمَّن تَشَاء
وَتُعِزُّ مَن تَشَاء وَتُذِلُّ مَن تَشَاء بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَىَ
كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُكَ وَرَسُوْلُكَ.
الَلَّهُمَّ
صَلِّ وَاُسَلِّمُ عَلَى حَبِيْبِناَ المُصْطَفَى، الَّذِّي بَلَّغَ الرِّسَالَةْ،
وَأَدَّى الأَمَانَةْ، وَنَصَحَ الأُمَّةْ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ
دَعاَ اِلَى اللهِ بِدَعْوَتِهِ، وَجاَهَدَ فِيْ اللهِ حَقَّ جِهاَدِهِ.
اَمَّا
بَعْدُ:
عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ
المُتَّقُوْنَ!
Puja dan Puji syukur kita panjatkan
kehadirat Allah Swt yang telah memberikan kenikmatan kepada kita sangat banyak
sehingga kita sendiri tidak akan mampu menghitung nikmat-nikmat itu. Karenanya
dalam konteks nikmat, Allah Swt tidak memerintahkan kita untuk menghitung tapi
mensyukurinya.
Shalawat dan salam semoga selalu
tercurah kepada Nabi kita Muhammad Saw, beserta keluarga, sahabat dan para pengikut
setia serta para penerus dakwahnya hingga hari kiamat nanti.
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Jamaah Shalat Idul Adha Yang
Dimuliakan Allah.
Pada hari yang mulia ini, seluruh
umat Islam di seantero dunia memperingati hari raya Idul Adha atau hari raya
qurban. Sehari sebelumnya, 9 Dzulhijah, jutaan umat Islam yang menunaikan
ibadah haji wukuf di Arafah, berkumpul di Arafah dengan memakai ihram putih
sebagai lambang kesetaraan derajat manusia di sisi Allah, tidak ada
keistimewaan antar satu bangsa dengan bangsa yang lainnya kecuali takwa
kepada Allah. Dan Hari ini juga kita kembali
di ingatkan kepada kisah seorang kholilulloh kekasih
Allah SWT, nabi Ibrahim as yang Allah uji kecintaannya, antara cintanya
kepada keluarga ( nabi Ismail as dan Siti hajar ) dan cintanya kepada
Allah. Alhamdulillah cintanya kepada Allah melebihi dari segalanya, hal ini
membuat kita bahkan nabi Muhammad SAW harus mengambil pelajaran darinya.
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Jamaah Shalat Idul Adha Yang
Dimuliakan Allah.
Minimal ada Empat pelajaran yang
terdapat dari kisah nabi Ibrahim as dan keluarganya:
Pesan Pertama: Berbaik sangka
kepada Allah SWT
Di dalam kitab; Anbiyaa
Allah ( Nabi – Nabi Allah) di karang oleh Ahmad Bahjat
beliau menjelaskan.
Pada suatu hari, Ibrahim as
terbangun dari tidurnya. Tiba-tiba dia memerintahkan kepada istrinya, Siti
Hajar, untuk mempersiapkan perjalanan dengan membawa bayinya. Perempuan itu
segera berkemas untuk melakukan perjalanan yang panjang. Pada saat itu nabi
Ismail masih bayi dan belum disapih.
Ibrahim as melangkahkan kaki
menyusuri bumi yang penuh dengan pepohonan dan rerumputan, sampai akhirnya tiba
di padang sahara. Beliau terus berjalan hingga mencapai pegunungan, kemudian
masuk ke daerah jazirah Arab. Ibrahim menuju ke sebuah lembah yang tidak
di tumbuhi tanaman, tidak ada buah-buahan, tidak ada pepohonan, tidak ada
makanan, tidak ada minuman, tempat itu menunjukkan tidak ada kehidupan di
dalamnya.
Di tempat itu beliau turun dari
punggung hewan tunggangannya, kemudian menurunkan istri dan anaknya. Setelah
itu tanpa berkata-kata beliau meninggalkan istri dan anaknya di sana. Mereka
berdua hanya dibekali sekantung makanan dan sedikit air yang tidak cukup untuk
dua hari. Setelah melihat kiri dan kanan beliau melangkah meninggalkan tempat
itu.
Tentu saja Siti hajar terperangah
diperlakukan demikian, dia membuntuti suaminya dari belakang sambil
bertanya“Ibrahim hendak pergi ke manakah engkau?” Apakah engkau akan
meninggalkan kami di lembah yang tidak ada sesuatu apapun ini?
Ibrahim as tidak menjawab pertanyaan
istrinya. Beliau terus saja berjalan, Siti hajar kembali mengulangi
pertanyaannya, tetapi Ibrahim as tetap membisu. Akhirnya Siti hajar paham bahwa
suaminya pergi bukan karena kemauannya sendiri. Dia mengerti bahwa Allah memerintahkan
suaminya untuk pergi. Maka kemudian dia bertanya,“apakah Allah yang
memerintahkanmu untuk pergi meninggalkan kami? Ibrahim menjawab, “benar“.
Kemudian istri yang shalihah dan beriman itu berkata,” kami tidak akan
tersia-siakan selagi Allah bersama kami. Dia-lah yang telah memerintahkan
engkau pergi. Kemudian Ibrahim terus berjalan meninggalkan mereka.
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Jamaah Shalat Idul Adha Yang
Dimuliakan Allah.
Lihatlah, bagaimana nabi Ibrahim dan
Siti hajar, mampu berbaik sangka kepada Allah SWT mereka meyakini bahwa selagi
mereka bersama Allah, maka tidak akan ada yang menyengsarakannya, tidak akan
ada yang dapat mencelakainya, tidak akan ada yang dapat melukainya.
Dari Abu Hurairah RA berkata,
bersabda Rasulullah saw.: Allah berfirman:“Aku tergantung pada prasangka
hamba-Ku, dan Aku bersamanya jika ia mengingat-Ku; jika ia mengingat-Ku dalam
jiwanya, maka Aku mengingatnya dalam diri-Ku; dan jika ia mengingat-Ku dalam
lintasan pikirannya, niscaya Aku akan mengingat-Nya dalam pikirannya kebaikan
darinya (amal-amalnya); dan jika ia mendekat kepada-ku setapak, maka aku akan
mendekatkannya kepada-Ku sehasta; jika ia mendekat kepada-ku sehasta, maka aku
akan mendekatkannya kepada-ku sedepa; dan jika ia mendatangi-Ku dengan
berjalan, maka Aku akan menghampirinya dengan berlari. (Hadits riwayat Bukhari
dan Muslim).
Manusia wajib berbaik sangka kepada
Allah apa pun keadaannya. Allah akan berbuat terhadap hamba-Nya sesuai
persangkaannya. Jika hamba itu bersangka baik, maka Allah akan memberikan
keputusan yang baik untuknya. Jika hamba itu berburuk sangka, maka berarti ia
telah menghendaki keputusan yang buruk dari Allah untuknya. Allah tidak akan
menyia-nyiakan harapan hambanya yang berbaik sangka kepada-Nya.
Seorang hamba yang bijak adalah mereka
yang senantiasa berbaik sangka kepada Allah dalam setiap keadaan. Jika ia
diberi kenikmatan, ia merasa bahwa hal ini adalah karunia dari Allah. Ia tidak
merasa dimuliakan dengan kenikmatan duniawi tersebut. Jika ia diuji dengan
penderitaan atau kekurangan, ia merasa bahwa Allah sedang mengujinya agar
ia dapat meraih tempat yang mulia. Ia tidak berburuk sangka dengan menganggap
Allah tidak adil atau Allah telah menghinakannya.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar,
Bahkan Allah sendiri memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw, agar beliau senantiasa mengenang jasa-jasa Nabi Ibrahim Alaihissalam Agar kita semua sebagai umat Muhammad tidak pernah melupakan keteladanan dan jasa Nabi Ibrahim Alaihissalam dalam berbagai hal diantaranya:Yang kedua : Keteladanan dan keberaniannya ketika ingin mereformasi merubah masyarakatnya dan penguasanya dari penyembahan kepada materi, benda dan berhala-berhala kepada mengesakan Allah. Kalimat tauhid/kalimatul ikhlas Laa Ilaaha illallah bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, Terlebih dahulu Ibrahim Alaihissalam Menyampaikannya kepada ayahnya, dengan bahasa yang santun beliau sampaikan pemahaman. Sebagaimana telah dikisahkan dalam Al-Quran :
وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّهُ كَانَ
صِدِّيقًا نَّبِيًّا إِذْ قَالَ لِأَبِيهِ يَا أَبَتِ لِمَ تَعْبُدُ مَا لا
يَسْمَعُ وَلا يُبْصِرُ وَلا يُغْنِي عَنكَ شَيْئًا يَا أَبَتِ إِنِّي قَدْ
جَاءَنِي مِنَ الْعِلْمِ مَا لَمْ يَأْتِكَ فَاتَّبِعْنِي أَهْدِكَ صِرَاطًا
سَوِيًّا يَا أَبَتِ لا تَعْبُدِ الشَّيْطَانَ إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ
لِلرَّحْمَنِ عَصِيًّا يَا أَبَتِ إِنِّي أَخَافُ أَن يَمَسَّكَ عَذَابٌ مِّنَ
الرَّحْمَن فَتَكُونَ لِلشَّيْطَانِ وَلِيًّا قَالَ أَرَاغِبٌ أَنتَ عَنْ آلِهَتِي
يَا إِبْرَاهِيمُ لَئِن لَّمْ تَنتَهِ لَأَرْجُمَنَّكَ وَاهْجُرْنِي
مَلِيًّا قَالَ سَلامٌ عَلَيْكَ سَأَسْتَغْفِرُ لَكَ رَبِّي إِنَّهُ
كَانَ بِي حَفِيًّا
“Dan ingatlah dalam kitab Ibrahim sesungguhnya dia adalah orang yang benar
lagi seorang nabi, ingatlah ketika ia berkata kepada ayahnya wahai ayahku kenapa
engkau menyembah apa-apa yang tidak bisa mendengar dan tidak bisa melihat? wahai
ayahku sesungguhnya telah sampai kepadaku wahyu, apa-apa yang tidak diberikan
kepadamu, maka ikutilah aku aku tunjukkan jalan yang lurus, wahai ayahku
janganlah engkau menyembah setan sesungguhnya setan itu bermaksiat kepada
Allah. Wahai ayahku sesungguhnya aku takut azdab Allah akan mnimpamu sehingga
setan menjadi temanmu. Lalu ayah Ibrahim berkata kepada Ibrahim, Hai Ibrahim
apakah engkau membenci tuhan- tuhabku? Sungguh jika engkau tidak berhenti
membenci tuhan-tuhanku sungguh aku akan merajammu dan pergilah segera dariku.
Ibrahim berkata semoga engkau selamat dan aku akan mendoakan untukmu agar Allah
Tuhanku mengampunimu sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku”.(Q.S. Maryam
41-47).
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Hadirin yang dirahmati Allah SWT
Pelajaran yang ke tiga: Berkorban
untuk Allah SWT
Ketika Ismail bertambah besar, hati
Ibrahim as tertambat kuat kepada putranya. Tidak mengherankan karena Ismail
hadir di kala usia Nabi Ibrahim sudah tua. Itulah sebabnya beliau sangat
mencintainya. Namun Allah hendak menguji kecintaan Ibrahim as dengan ujian yang
besar disebabkan cintanya itu.
فَلَمَّا
بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي
أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ
سَتَجِدُنِي إِن شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ﴿١٠٢﴾
“Maka tatkala anak itu sampai (pada
umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku
Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah
apa pendapatmu!” ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan
kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku Termasuk orang-orang yang sabar”.
(QS. Ash Shaaffat: 102 )
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Jamaah Shalat Idul Adha Yang
Dimuliakan Allah.
Pelajaran keempat adalah Mendidik
Keluarga
Nabi Ismail tidak akan menjadi anak
yang penyabar jika tidak mendapat pendidikan dari ibunya dan Siti hajar tidak akan
menjadi seorang yang penyabar jika tidak di didik oleh nabi Ibrahim as. Dan
nabi Ibrahim as tidak akan dapat sabar jika tidak didikan dari Allah SWT
melalui wahyuNya.
Seorang anak dalam perkembangannya
membutuhkan proses yang panjang, maka peran orang tua dalam membentuk perilaku
yang berakhlaq mulia sangat dibutuhkan, perhatian sempurna kepada anak semenjak
dari masa mengandung, melahirkan hingga sampai masa Kewajiban ini diberikan di
pundak orang tua oleh agama dan hukum masyarakat. Karena seseorang yang tidak
mau memperhatikan pendidikan anak dianggap orang yang mengkhianati amanah
Allah. Sebagian ahli ilmu mengatakan bahwa Allah Swt. Pada hari kiamat nanti
akan meminta pertanggungjawaban setiap orang tua tentang perlakuan mereka
kepada anaknya.
اَللّهُمَّ
صَلِّى وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَ اَصْحَابِهِ والحمد
لله رب العالمين.
اللّهُمَّ
اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا،
أَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ اَْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ ،
اَللّهُمَّ
يَا مُنْـزِلَ الْكِتَابِ وَمُجْرِيَ الْحِساَبِ وَمُحْزِمَ اْلأَحْزَابِ اِهْزِمِ
اْليَهُوْدَ وَاَعْوَانَهُمْ والَصَلِّيْبِيِّيْنَ الظَّالِمِيْنَ وَاَنْصَارَهُمْ
وَالرَّأْسُمَالِيِّيْنَ وَاِخْوَانَهُمْ وَ اْلإِشْتِرَاكَيِّيْنَ
وَالشُيُوْعِيِّيْنَ وَاَشْيَاعَهُمْ وَنَسْأَلُكَ اللَّهُمَّ تَحْرِيْرَ بِلاَدِ
فَلَسْطِيْنِ وَاْلأَقْصَى، وَالْعِرَاقِ، وَالشَّيْشَانَ، وَأَفْغَانِسْتَانَ،
وَسَائِرِ بِلاَدِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ نُفُوْذِ الْكُفَّارِ الْغَاصِبِيْنَ
وَالْمُسْتَعْمِرِيْنَ.
اَللَّهُمَّ
إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَ التُّقَى وَ الْعَفَافَ وَالْغِنَى نَاتِجَةً مِنْ
صِيَامِنَا وَ اجْعَلْهُ شَافِعًا لَنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ.
اَللَّهُمَّ
إِنَّا نَسْأَلُكَ دَوْلَةَ الْخِلاَفَةِ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ تُعِزُّ
بِهَا اْلإِسْلاَمَ وَاَهْلَهُ وَتُذِلُّ بِهَا الْكُفْرَ وَاَهْلَهُ، وَ
اجْعَلْناَ مِنَ الْعَامِلِيْنَ الْمُخْلِصِيْنَ بِإِقَامَتِهَا بِإِذْنِكَ يَا
اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اَللَّهُمَّ
أنْجِزْ لَنَا مَا وَعَدَنَا عَلَى رَسُوْلِكَ مِنْ عَوْدَةِ الْخِلاَفَةِ
الرَّاشِدَةِ عَلَى مِنْهَاجِ نَبِيِّكَ، وَاجْعَلْنَا، وَذُرِيَّاتِنَا مِمَّنْ
أَقَامَهَا بِأَيْدِيْنَا..
رَبَّنَا
ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَاِنْ لَمْ تَغْفِرْلَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّا
مِنَ الْخَاسِرِيْنَ، اَللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنَّا دُعَائَنَا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَتُبْ عَلَيْنَا
اِنَّكَ اَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ.
رَبَّنَا
لاَ تُؤَاخِذْنَا اِنْ نَّسِيْنَآ أَوْ اَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ
عَلَيْنَآ اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا
وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْلَنَا
وَارْحَمْنَا اَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَاِفِرِيْنَ
رَبَّنَا
آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ، وَسُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ
عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
اللهُ
أَكْبَرْ اللهُ أَكْبَرْ اللهُ أَكْبَرْ وَللهِ الْحَمْدُ
والسلام
عليكم ورحمة الله وبركاته
0 Response to "KHUTBAH IDUL ADHA "BERKORBAN DEMI TEGAKNYA ISLAM""
Post a Comment