BAHAGIA ITU PILIHAN
Oleh: Akhmad
Ali Khasanudin, S.Pd
Seandainya kita bertanya kepada orang-orang di
sekeliling kita dari berbagai agama, bangsa, profesi dan status sosial tentang
cita-cita mereka hidup di dunia ini tentu jawaban mereka sama “kami ingin bahagia”.
Bahagia adalah keinginan dan cita-cita semua orang. Orang mukmin ingin bahagia
demikian juga orang kafir pun ingin bahagia. Orang yang berprofesi sebagai
pencuri pun ingin bahagia dengan profesinya. Meskipun semua orang ingin
bahagia, mayoritas manusia tidak mengetahui makna bahagia yang sebenarnya dan
tidak mengetahui cara untuk meraihnya.
Banyak orang yang beranggapan orang-orang
barat adalah orang-orang yang hebat. Mereka beranggapan bahwasannya orang-orang
barat hidup penuh dengan kebahagiaan, ketenteraman dan ketenangan. Tetapi fakta
berbicara lain, realita di lapangan menunjukkan bahwa secara umum orang-orang
barat itu hidup penuh dengan penderitaan. Hal ini dikuatkan dengan berbagai
hasil penelitian yang dilakukan oleh orang-orang barat sendiri tentang kasus
pembunuhan, bunuh diri dan berbagai tindakan kejahatan yang lainnya, namun ada
sekelompok manusia yang memahami hakikat kebahagiaan bahkan mereka sudah
menempuh jalan untuk mencapainya. Merekalah orang-orang yang beriman kepada
Allah. Mereka memandang kebahagiaan itu terdapat dalam sikap taat kepada Allah
dan mendapat ridho-Nya, menjalankan perintah-perintahNya dan meninggalkan
larangan-larangan-Nya.
Boleh jadi di antara mereka yang tidak memiliki
kebutuhan pokoknya setiap harinya, akan tetapi dia adalah seorang yang
benar-benar bahagia dan bergembira bagaikan pemilik dunia dan segala isinya.
Allah SWT berfirman,
قُلْ بِفَضْلِ اللهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ
فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ
“Katakanlah:
Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia
Allah dan rahmat-Nya itu dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS. Yunus: 58)
Jika mayoritas manusia kebingungan mengenai jalan yang
harus ditempuh menuju bahagia maka hal ini tidak pernah
dialami oleh seorang mukmin. Bagi seorang mukmin jalan kebahagiaan sudah
terpampang jelas di hadapannya. Cita-cita agar mendapatkan kebahagiaan terbesar
mendorongnya untuk menghadapi beragam kesulitan.
Terdapat
berbagai keterangan dari wahyu Alloh sebagai kabar gembira bagi orang-orang
yang beriman bahwasanya dirinya sudah berada di atas jalan yang benar dan tepat
Allah SWT berfirman:
وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ
وَلاَتَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَالِكُمْ
وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Dan bahwa
(yang kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan
janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu
mencerai beraikan kamu dari jalannya. yang demikian itu diperintahkan Allah
agar kamu bertakwa.” (QS. Al
An’aam: 153)
Jika di antara kita yang bertanya bagaimanakah yang
dirasakan bagi orang-orang yang bahagia dan orang-orang yang celaka maka Allah
sudah memberikan jawaban dengan firman-Nya:
فَأَمَّا الَّذِينَ شَقُوا فَفِي النَّارِ لَهُمْ فِيهَا
زَفِيرٌ وَشَهِيقٌ خَالِدِينَ فِيهَا مَادَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَاْلأَرْضُ
إِلاَّمَاشَآءَ رَبُّكَ إِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِّمَا يُرِيدُ وَأَمَّا الَّذِينَ
سُعِدُوا فَفِي الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا مَادَامَتِ السَّمَاوَاتُ
وَاْلأَرْضُ إِلاَّ مَاشَآءَ رَبُّكَ عَطَآءً غَيْرَ مَجْذُوذٍ
“Adapun
orang-orang yang celaka, Maka (tempatnya) di dalam neraka, di dalamnya mereka
mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih), Mereka kekal di dalamnya
selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain).
Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang dia kehendaki. Adapun
orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam surga, mereka kekal di
dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang
lain); sebagai karunia yang tiada putus-putusnya.” (QS. Hud: 106-108)
Jika di antara kita yang bertanya-tanya bagaimanakah
cara untuk menjadi orang yang berbahagia, maka Alloh sudah memberikan
jawabannya dengan firman-Nya,
ٌّفَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُم مِّنِّي هُدًى فَمَنِ
اتَّبَعَ هُدَايَ فَلاَ يَضِلُّ وَلاَيَشْقَى وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِى فَإِنَّ
لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى
“Barang
siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.
Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya
penghidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam
keadaan buta.” (QS. Thoha:
123-124)
Dan juga
dalam firman-Nya,
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ
مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ
بِأَحْسَنِ مَاكَانُوا يَعْمَلُونَ
“Barang
siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang
baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang
lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl: 97)
Kebahagiaan seorang mukmin semakin bertambah ketika
dia semakin dekat dengan Tuhannya, semakin ikhlas dan mengikuti petunjuk-Nya.
Kebahagiaan seorang mukmin semakin berkurang jika hal-hal di atas makin
berkurang dari dirinya.
Seorang
mukmin sejati itu selalu merasakan ketenangan hati dan kenyamanan jiwa. Dia
menyadari bahwasanya dia memiliki Alloh SWT yang mengatur segala sesuatu dengan
kehendak-Nya.
Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sungguh
menakjubkan keadaan orang-orang yang beriman. Sesungguhnya seluruh keadaan
orang yang beriman hanya akan mendatangkan kebaikan untuk dirinya. Demikian itu
tidak pernah terjadi kecuali untuk orang-orang yang beriman. Jika dia
mendapatkan kesenangan maka dia akan bersyukur dan hal tersebut merupakan
kebaikan untuknya. Namun jika dia merasakan kesusahan maka dia akan bersabar dan
hal tersebut merupakan kebaikan untuk dirinya.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah)
Inilah yang merupakan puncak dari kebahagiaan.
Kebahagiaan adalah suatu hal yang abstrak, tidak bisa dilihat dengan mata,
tidak bisa diukur dengan angka-angka tertentu dan tidak bisa dibeli dengan
rupiah maupun dolar. Kebahagiaan adalah sesuatu yang dirasakan oleh seorang
manusia dalam dirinya. Hati yang tenang, dada yang lapang dan jiwa yang tidak
dirundung malang, itulah kebahagiaan. Bahagia itu muncul dari dalam diri seseorang
dan tidak bisa didatangkan dari luar.
Al-Qur’an
telah memberikan bukti sejarah akan hal tersebut. Bagaimana orang yang berkuasa
dan kaya ternyata harus mati dalam kondisi mengenaskan lagi terhina. Termasuk
kehidupan kaum-kaum terdahulu, yang sangat gagah, canggih, modern, tetapi
akhirnya binasa seketika.
Jelas,
mereka memiliki kekuatan materi di dunia, tetapi mereka tidak bahagia.
Sebaliknya, para Nabi dan Rasul, kecuali Nabi Sulaiman As, seluruhnya hidup
biasa-biasa saja. Namun, mereka sangat bahagia. Bahkan Allah menyebut mereka
semua yang mulia itu sebagai orang-orang yang beruntung. Mengapa demikian?
Ternyata hal
ini Rasulullah SAW terangkan dalam satu haditsnya. “Barangsiapa yang kehidupan akhirat menjadi tujuan
utamanya, niscaya Allah akan meletakkan rasa cukup di dalam hatinya dan
menghimpun semua urusan untuknya serta datanglah dunia kepadanya dengan hina.
Barangsiapa yangkehidupan dunia menjadi tujuan utamanya, niscaya Allah
meletakkan kefakiran di hadapan kedua matanya dan menceraiberaikan urusannya
dan dunia tidak bakal datang kepadanya, kecuali sekedar yang telah ditetapkan
untuknya.” (HR. Tirmidzi).Artinya, Allah akan memberikan rasa puas di dalam hati seorang Muslim yang memang benar-benar mengutamakan akhiratnya, sehingga ia tidak pernah digempur oleh perasaan kurang, sehingga terus-menerus ingin menambah perbendaharaan hartanya dengan bersusah payah, sampai lupa waktu, lupa saudara dan lupa beribadah kepada Alloh SWT.
Ternyata untuk membuat hidup itu bahagia hanya perlu 4 langkah :
1. BERSYUKUR.
Jika
kita mensyukuri apa yang kita dapat , pasti akan selalu bahagia , sikap
mensyukuri pemberian Alloh SWT akan membuat kita menerima dengan ikhlas setiap
takdir yang kita terima sekecil apapun. Caranya : dengan mencari cermin sebagai
introspeksi diri kebawah. Artinya sebagai barometer kita melihat orang-orang yang
tidak lebih beruntung dari kita, sehingga kita akan merasa sangat beruntung dan
akan berterima kasih pada Alloh atas apa yang telah di berikanNya.
2. BERSABAR.
Sabar
yang sesungguhnya tidak akan pernah habis dan tidak akan ada batasnya. Dengan
Bersabar kita yakin bahwa dalam kehidupan ini ada yang mengatur, dengan
bersabar kita akan menerima kesusahan tersebut dengan tersenyum dan ikhlas.
3. BERUSAHA.
Tanpa
ada usaha tidak akan ada yang namanya kebahagian, berusaha/ ikhtiar merupakan
kewajiban manusia. Kebahagiaan harus di raih, tapi tanpa usaha jangan harap kebahagian
akan datang sendiri. Jadilah pemimpi bukan penghayal , seorang pemimpi akan
berusaha mewujudkan impiannya bukan hanya berandai-andai.
4. BERPIKIR
POSITIF ( KHUSNUDZON)
Dengan
berpikir positif kita bisa mengerahkan semua daya yang kita punya untuk
melakukan hal positif, karena setiap tindakan di instruksikan oleh pikiran, dan
berlaku sebaliknya jika pikiran negatif yang kita ciptakan maka kita akan melakukan
tindakan negatif pula.
Maka saudaraku...katakanlah
pada diri kalian sendiri :" Saya sudah memilih untuk Bahagia, dengan memilih untuk berjuang di jalan-Nya, dan Ridho dengan keputusan-Nya, apapun yang akan terjadi. Ada Alloh SWT yang maha Kuasa yang senantiasa membimbing kita. "
Wallohu a’lam bishshowab....
0 Response to "BAHAGIA ITU PILIHAN"
Post a Comment